Kisah Nenek Moyang Bangsa Jin Azazil




Kisah Nenek Moyang Bangsa Jin Azazil

Di dalam salah satu kitab Imam al-Ghozali tersebutlah salah satu kisah tentang nenek moyang bangsa Jin yang bernama Azazil. Kisah ini terjadi saat Nabi Adam belum diciptakan dan masih dalam perencanaan penciptaannya.


Rupanya menawan mempunyai empat sayap dan mempunyai banyak ilmu dan terbanyak dalam ber-ibadah hingga mengalahkan ilmu serta ibadah malaikat-malaikat yang lain.

Azazil kebanggaan dan pemimpin para malaikat. Doa Azazil juga mustajab. Masih banyak lagi yang lain tentang sebutan kehormatan buat Azazil, seperti :

Lapisan langit pertama (Ar-Rafii’ah), ia dijuluki Al-Abid yaitu ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah.

Lapisan langit kedua (Al-Maa’uun), ia dijuluki Ar-Raki artinya ahli ruku kepada Allah.
Lapisan langit ketiga (Al-Maziinah), ia dijuluki As-Saajid artinya ahli sujud kepada Allah.

Lapisan langit keempat (AZ-Zahirah), ia dijuluki Al-Khaasyi artinya karena selalu merendah dan takluk kepada Allah.
Lapisan langit kelima (A,-Muniirah). Ia dijuluki sebagai Al-Qaanit, karena ketaatanya kepada Allah.

Lapisan langit keenam (Al-Khaliishah), ia dijuluki Al-Mujtahid, artinya bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah.
Lapisan langit ketujuh (Al-Ajiibah) ia dijuluki Az-Zahid, yaitu kesederhanaan dalam menggunakan sarana hidup.


Pada suatu ketika saat malaikat Israfil berkeliling surga ia mendapati tulisan di pintu surga “Seorang hamba Allah yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat dengan sebab menolak perintah Allah “.

Tulisan yang tertera di salah satu pintu surga itu membuat Israfil menangis, Ia takut itu adalah dirinya. Para malaikat yang lain juga menangis dan punya ketakutan yang sama dengan Israfil.  Mereka lalu sepakat untuk mendatangi Azazil yang dikenal dengan doanya yang mustajab.

Ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata :”Ya Allah ! Hambamu yang mana yang berani menentang perintah-Mu…, sungguh aku ikut melaknatnya”.

Lalu Azazil memanjatkan doa : “Ya Allah lindungi mereka dari laknat Mu”.

Azazil lupa ia juga hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata hamba di salah satu pintu surga itu bisa menimpa siapa saja termasuk dirinya.

Azazil tidak mendoakan dirinya.

Hingga tibalah ketika pada suatu waktu para malaikat di panggil atas undangan Allah.

Ketika itu, Allah, Zat pemilik kemutlakan dan semua niat mengutarakan maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi.
“Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi,” begitulah firman Allah.

Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Allah. “Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”

Allah menjawab kekhawatiran para malaikat dan meyakinkan bahwa, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Allah lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada para malaikat, Allah memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam, yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas mereka.

Lalu Allah menyuruh semua malaikat agar bersujud kepada Adam, sebagai
wujud kepatuhan dan pengakuan atas kebesaran Allah. Seluruh malaikat pun bersujud, kecuali Azazil.

Sebagai penghulu para malaikat dengan semua gelar dan sebutan kemuliaan, Azazil merasa hanya pantas bersujud kepada Allah dan tak pantas bersujud pada makhluk lain termasuk Adam karena merasa penciptaan dan statusnya yang lebih baik walaupun itu atas perintah Allah.

Allah melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya

“Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tanganKu. Apakah kamu menyombongkan diri (takabur) ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?” kata Allah sembari memberi gelar baru buat Azazil yaitu Iblis.

Mendengar pernyataan Allah, bukan permintaan ampun yang keluar dari Azazil, sebaliknya ia malah menantang dan berkata:
“Ya Allah, aku (memang) lebih baik dibandingkan Adam. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah”.

Mendengar jawaban Azazil yang sombong,
Allah berfirman. “Keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah
orang-orang yang diusir”.

Dengan seketika Allah merubah mukanya yang asalnya sangat indah cemerlangan menjadi bentuk seburuk-buruk rupa. Allah merubah kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera,


kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.




Kemudian Azâzîl memohon kepada Allah:

“         Berkata iblis: Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan.(Al-Hijr, 15:36) ”
Lalu Allah menjawab: “ Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya”.

Azâzîl diberi umur hingga hari akhir kiamat. Dengan janji untuk  menyesatkan Adam dan anak cucunya seluruhnya, kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis di antara mereka.

Selama 120 ribu tahun beribadah, Azazil si penghulu para malaikat dan si bendaharawan surga juga menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan di tiap lapisan surga, dan selama 70 ribu tahun ia menjadi penyembah Allah yang paling taat. Karena kesombongannya maka tiadalah guna ibadah yang sangat luar biasa tersebut.

Kesombongan Azazil :

Keyakinan Azazil kepada dirinya sendiri adalah hamba Allah yang paling taat. Bahkan saat itu Azazil turut melaknat hamba Allah yang  menolak perintah Allah. Ketika ia mendoakan para malaikat agar tidak dilaknat oleh Allah ia tidak mendoakan dirinya sendiri karena keyakinannya bahwa tidak mungkin di laknat oleh Allah disebabkan ibadahnya yang melebihi para malaikat yang lain.

Dikarenakan gelar kehormatan dan kemuliaan yang banyak ia dapat dari penduduk surga dan penciptaannya dari api sedangkan Adam dari tanah yang mana ia merasa lebih mulia api dari tanah hingga ia merasa tidak pantas untuk sujud kepada Adam walaupun atas perintah Allah.

Dapatlah dipetik hikmah, walau bagaimanapun kita semua telah berusaha dengan sebanyak-banyaknya usaha, sebanyaknya banyak bekerja dan sebanyak-banyaknya beribadah tetaplah jangan yakin akan keberhasilan yang di dapat baik itu keberhasilan untuk mendapatkan duniawi bahkan surgawi tampa pertolongan dari Allah. Jangan pernah lupa untuk memohon agar mendapatkan pertolongan Allah swt dan jangan pernah ingkar atas perintah Allah. Amin.


0 komentar:

Posting Komentar