Ark Of Covenant / Tabut As-Sakinah
Ark Of Covenant / Tabut As-Sakinah
Apakah sebenarnya Ark Of Covenant/ Tabut As-Sakinah ini?
Pengkaji barat dan Yahudi telah lama mencari-cari di manakah tabut yang hilang
ini? Jika anda menonton cerita Indiana Jones-Raiders Of The Lost Ark mungkin
anda mendapat sedikit intro tentang tabut ini. Ini membuktikan sudah lama
mereka mencari-cari khazanah yang tidak ternilai ini.
Sebelum kita menjelajah lebih jauh tentang tabut, saya akan
ceritakan secara ringkas tentang tabut ini. Tabut bukan sekadar cerita dongeng
semata. Kisah tentang tabut banyak diceritakan dalam kitab-kitab Perjanjian
Lama dan juga Perjanjian Baru. Dan yang lebih penting dan menjadi bukti wujud
tabut ini adalah ia disebutkan di dalam Al-Quran.
Allah berfirman di dalam Surah Al-Baqarah ayat 248.
“dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya
tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya
terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan
keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.” (QS. Al Baqoroh : 248)
Al Qurthubi mengatakan bahwa tabut diturunkan Allah swt kepada
Adam as dan ia terus bersamanya hingga sampai kepada Ya’qub as. Dan pada masa
itu Bani Israil berhasil mengalahkan orang-orang yang memerangi mereka yang
kemudian bermaksiat hingga dikalahkan oleh Jalut dan pasukannya dan tabut
tersebut dirampas oleh musuh mereka.
An Nahas mengatakan bahwa ketika mereka mulai melihat
tanda-tanda kebinasaan kaum, para laki-lakinya banyak yang pergi, sebagian
mereka menyendiri. Hal demikian terus menjadi buah bibir sehingga para pemimpin
kaum mengumpulkan mereka dan mengatakan kepada Nabi mereka pada saat
itu,”Utuslah kepada kami seorang raja.’ Dan ketika Nabi itu mengatakan kepada
mereka,’Raja kalian adalah Thalut.’.. (Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an juz III hal
210)
Ath Thobari mengatakan makna "Sesungguhnya tanda ia akan
menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu” adalah sesungguhnya tanda-tanda
Thalut menjadi raja—yang kalian minta kepadaku adalah bukti akan kebenaran
perkataanku.
Sesungguhnya Allah telah mengutus seorang raja kepada kalian
walaupun bukan dari keturunan raja—adalah “dikembalikannya tabut yang
didalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu.”. ia adalah tabut yang selalu dibawa
oleh Bani israil saat bertemu dengan musuh, bergerak bersamanya sehingga musuh
tidak mampu menghadapi mereka dan tidak bisa mengalahkan mereka. Namun kemudian
mereka mengabaikan perintah Allah swt, banyak berselisih dengan para nabi
mereka, sehingga Allah swt melepaskan tabut itu dari tangan mereka kemudian
dikembalikan lagi dan dirampas lagi pada waktu yang lain dan tidak dikembalikan
lagi bahkan tidak akan sekali-kali dikembalikan kepada mereka selana-lamanya.
Para ahli ta’wil berbeda pendapat tentang sebab kembalinya
tabut yang Allah jadikan sebagai tanda kebenaran nabi mereka Samuel dengan
perkataannya,
”Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja.”
Apakah Bani Israil merampasnya sebelum itu yang kemudian dikembalikan Allah
kepada mereka dan pengembaliannya dijadikan sebagai tanda ataukah mereka tidak
pernah merampasnya sebelum itu akan tetapi Allah yang memulainya ?
Sebagian mereka mengatakan bahwa tabut itu adalah warisan
sejak masa Musa, Harun sehingga dirampas oleh para raja dari kaum kafir
kemudian Allah mengembalikannya kepada mereka sebagai tanda Thalut menjadi
raja.
Ath Thobari juga menyebutkan riwayat dari Wahab bin Munbih
berkata,”Samuel berkata kepada Bani Israil ketika mereka berkata
kepadanya,’Bagaimana dia memerintahkan kami, padahal kami lebih berhak
mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberikan kekayaan
yang banyak?” (Nabi mereka) berkata,’Sesungguhnya Allah telah memilihnya
menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.’ Dan
"Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja” ialah kembalinya tabut kepadamu’
yang didalamnya terdapat ketenangan dan sisa peninggalan keluarga Musa dan
Harun. Tabut itulah yang menjadikan kalian dikalahkan musuh dan kalian
dimenangkan atasnya. Mereka mengatakan,’Apabila tabut itu datang kepada kami
maka kami rela dan menerimanya !
Musuh yang memegang tabut saat itu tinggal dibawah bukit Ilya.
Mereka adalah para penyembah berhala, orang-orang kuat yang bengis, kasar dalam
berperang yang sudah dikenal masyarakat. Tabut ketika dipegang mereka pernah
disimpan disuatu kampung Palestina yang bernama ‘Azdud” mereka menyimpan tabut
di suatu gereja yang didalamnya penuh dengan berhala mereka…. Diantara janji
kepada Bani Israil bahwa tabut itu akan kembali kepada mereka—tabut itu
menjadikan berhala-berhala mereka di gereja itu terjungkil balik
kepala-kepalanya. Allah mengirimkan pula kepada penduduk kampung itu
tikus-tikus yang membunuh kaum laki-laki dimalam hari dan memakan perut mereka
yang diawali dengan memakan duburnya.
Mereka mengatakan,”Tahukah kalian demi Allah, sesungguhnya
musibah yang menimpa kalian ini belum pernah menimpa umat-umat sebelum kalian.
Kita tidak mengetahui apa yang menimpa kecuali sejak adanya tabut ini
ditengah-tengah kita !! kalian telah melihat berhala-berhala kalian
terjungkil-balik. Tak ada sesuatu pun yang melakukannya kecuali tabut ini!
kemudian mereka mengeluarkan tabut itu.
Al Qurthubi juga menyebutkan pendapat yang mengatakan bahwa
mereka meletakkan tabut itu di suatu tempat peribadatan mereka yang didalamnya
terdapat berhala-berhala dan ternyata berhala-berhala itu menjadi terbalik
semua. Ada yang mengatakan bahwa mereka meletakkannya di suatu rumah
berhala-berhala, dibawah suatu berhala yang besar namun tiba-tiba didapati tabut
itu berpindah diatas kepala berhala tersebut. Lalu mereka mengambil dan
mengikatnya di kedua kaki berhala lagi-lagi mereka mendapati kedua tangan dan
kaki berhala itu putus dan berada dibawah tabut. Lalu mereka mengambil tabut
itu dan menyimpannya di suatu kampung dan seluruh penduduk kampung itu
terserang penyakit di leher-leher mereka.
Ada yang mengatakan bahwa mereka meletakkannya di tempat buang
air besar kaum namun tiba-tiba mereka ditimpa musibah dengan penyakit wasir dan
ketika musibah ini semakin berat maka mereka mengatakan,”ini tidak akan terjadi
kecuali dikarenakan tabut ini!”
Ath Thobari mengatakan bahwa mereka mengambil gerobak untuk
diletakkan tabut itu diatasnya kemudian mereka membawanya. Mereka mengikatkan
gerobak itu kepada dua ekor sapi dan memukul bagian sisi tubuhnya. Kemudian
datang malaikat yang menggiring kedua sapi itu. Dan tidaklah satu tempat di
bumi yang dilintasi kedua sapi itu kecuali tempat itu akan suci. Kedua sapi
yang membawa gerobak berisi tabut itu pun berhenti dihadapan orang-orang Bani
Israil, mereka pun bertakbir dan memuji Allah dan bersemangat untuk memerangi
musuh dan meminta agar Thalut menuntun mereka.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Juraih berkata,” Ibnu Abbas
berkata,’Ketika Nabi mereka mengatakan kepada mereka,’Tahukah akan kembali
kepadamu tabut yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari
peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun yang dibawa oleh malaikat !!—dan
Musa ketika melempar luh-luh (kepingan dari kayu yang tertulis padanya isi
taurat, pen—maka luh-luh itupun pecah kemudian Musa mengambilnya lagi
menyatukan apa-apa yang tersisa darinya dan meletakkannya di dalam tabut.
Ibnu Juraih berkata,”Ya’la bin Muslim telah mengabarkan
kepadaku dari Said bin Jubeir dari Ibnu Abbas bahwasanya tidaklah yang tersisa
dari luh-luh itu kecuali hanya seperenamnya. Al Amaliqah yang merampas tabut
itu—al amaliqah adalah suatu kelompok yang memusuhi mereka dan berada di
Ariha—kemudian malaikat membawa tabut itu antara langit dan bumi dan mereka
melihat kearahnya sehingga tabut itu diletakkan dihadapan Thalut. Ketika mereka
menyaksikan hal itu maka berkata,”Ya” Mereka pun menerima Thalut dan
menjadikannya raja. Ibnu Abbas mengatakan,”Nabi-nabi dahulu ketika berperang
maka membawa tabut ke hadapan mereka.”.. dan ada riwayat yang sampai kepadaku
bahwa tabut serta tongkat Musa berada di danau Thobariyah, dan keduanya akan
dikeluarkan sebelum hari kiamat.
Sebagian yang lain mengatakan bahwa tabut itu berada di
daratan. Musa as memberikannya kepada Yusa’ yang kemudian dibawa malaikat dan
diletakkannya di rumah Thalut.
Abu Ja’far mengatakan bahwa pendapat pertamalah yang benar,
yaitu yang dikatakan Ibnu Abbas dan Wabah bin Munbih bahwa tabut itu berada di
tangan musuh Bani Israil yang telah merampasnya. Yang demikian itu adalah
sebagaimana disebutkan Allah swt ketika menginformasikannya kepada nabi-Nya pada
waktu itu dengan perkataanya kepada kaumnya : "Sesungguhnya tanda ia akan
menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu” Alif dan Laam, keduanya tidaklah
ada pada kata benda kecuali ia adalah yang telah dikenal oleh orang-orang yang
menjadi lawan bicaranya. Artinya Yang menginformasikan dan yang mendapat
informasi sudah sama-sama mengenalnya (benda itu). Dan telah diketahui bahwa
arti perkataan "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya
tabut kepadamu” adalah tabut yang sudah kalian kenal, yang kalian meminta
pertolongan dengannya, yang didalamnya terdapat ketenangan dari Tuhan kalian.
Adapun bentuk tabut itu adalah sebagaimana diriwayatkan oleh
Muhammad bin Askar dan al Husein bin Yahya, keduanya berkata,”Abdur razaq telah
menginformasikan kepada kami dengan berkata,’ Bakar bin Abdullah telah
menginformasikan kami dan berkata,’Kami telah bertanya kepada Wahab bin Munbih
tentang tabut Musa : sebesar apa? Dia menjawab,’Kira-kira 3 X 2 hasta.”
Abu Ja’far mengatakan—setelah memaparkan beberapa
pendapat—tentang makna “ketenangan” bahwa ia adalah seperti yang dikatakan Atho
bin Abi Rabah, yaitu sesuatu yang menenangkan jiwa berupa ayat-ayat yang kalian
ketahui dan kata “as sakinah” adalah perkataan orang arab seperti “al faiilah”,
dari perkataan seorang yang mengatakan,’Sakana fulan ilaa kadza wa kadza’—ia
merasa tenang dengannya dan jiwanya merasa tentram disisinya. (Tafsir Ath
Thobari juz V hal 316 – 336)
Sulaiman bin Daud—di masa pemerintahannya—memulai pembangunan
Baitul Maqdis. Dia mengatakan,”Sesungguhnya Allah swt telah memerintahkan
ayahku, Daud agar membangun sebuah rumah (masjid) namun Daud terlalu disibukkan
oleh berbagai peperangan. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya,”Agar
anakmu Sulaiman yang membangun rumah dengan nama-Ku.”
Kemudian Sulaiman mengirim kayu dari pohon cemara dan cypress
dan membangun Baitul Maqdis dengan batu dan mengokohkannya. Bagian interiornya
menggunakan kayu yang diukir dan membuat haikal (altar) dari emas dengan
berbagai peralatan didalamnya juga dari emas. Setelah itu Sulaiman menaikkan
tabut yang berisi ketenangan itu dan meletakkannya di dalam haikal. (Tarikhul
Ya’qubi hal 21)
Ibnu Khaldun mengatakan bahwa tabut itu diletakkan di haikal
hingga waktu yang hanya Allah saja yang mengetahuinya kemudian Baitul Maqdis
dihancurkan oleh Bukhtanshar setelah 300 tahun pembangunannya. Dia membakar
taurat dan tongkat Musa serta meruntuhkan haikal serta menghamburkan
batu-batunya.
Dan tatkala Raja-raja Parsia mengembalikan mereka lalu
Uzair—seorang Nabi Bani Israil—membangunnya kembali pada masanya dengan dibantu
oleh Bahman, raja Parsia, seorang kelahiran Bani Israil dari keturunan
Bukhtanshar. (Muqoddimah Ibnu Khaldun, juz I hal 197)
Setelah haikal dihancurkan oleh Bukhtanshar, raja Babilonia,
Iraq maka hingga sekarang tabut tersebut tidak ditemukan. Orang-orang Yahudi
sekarang tengah mencari tabut ini yang mereka anggap sebagai mu’jizat
orang-orang Yahudi dan kiblat mereka yang hilang. Mereka meyakini apabila tabut
itu berhasil ditemukan maka keagungan dan kejayaan mereka akan kembali dan
dapat menguasai dunia lagi.
Wallahu A’lam
Kaum Israel meyakini bahwa hingga sekarang letak Tabut itu ada
di dalam Haikal Sulaiman yang tak lain adalah Masjid Al Aqsa, maka dari itu
Israel dengan berbagai cara dan sangat keras berupaya agar Masjid Al Aqsa
segera di ratakan.
0 komentar:
Posting Komentar