Kisah Unik Dari Sang Sipir Guantanamo Yang Menemukan Islam
Namun, siapa sangka
di balik kawat berduri dan sel-sel yang dingin, Terry Holdbrooks, salah seorang
penjaga justru menemukan Islam. Melainkan sebagai perubah persepsi dan membuka
mata, bahwa tak selamanya tertuduh yang dibuang ke Guantanamo adalah kaum
radikal dan teroris.
Saat teman-temannya
yang bebas tugas pergi ke bar setempat dan bermabuk-mabukan, ia justru
berbincang dengan narapidana tentang Islam. "Kami tak tahu apa pun tentang
Islam. Kita diberitahu bahwa para tahanan ini merupakan yang paling
buruk dari yang terburuk. Terry mendapati beberapa tahanan yang justru amat
baik. Mereka sangat ramah dan murah senyum. Semakin lama, Terry yang juga
dikenal sebagai penjaga baik hati itu pun berhubungan baik dengan para napi.
Inilah kali pertama Terry mengenal Islam.
Di penjara Ahmed dijuluki dengan
“jenderal”. Setiap malam, Terry mengobrol dengan “jenderal” itu. “Aku ingin
belajar sebanyak yang aku bisa,” ujarnya berbinar. Di sanalah, ia kemudian
menjadi Muslim. Terry yang sudah menjadi seorang Muslim itu pun selalu berusaha
tak luput shalat. Ia diberhentikan tak lama kemudian.
Interaksi dengan para tahanan
mendorongnya untuk melihat Islam lebih dalam dan mempelajarinya untuk dirinya
sendiri. Sebagai anggota militer, ia tak merasa berat dengan ajaran disiplin
dalam Islam. Namun jarak dan biaya tidaklah sedikit.
Ketika izin atasan sudah di tangan, ia segera berangkat. "Saya terpesona dan menyadari bahwa ini adalah pusat dunia saya sekarang. Saya ingin hidup berguna dalam Islam." Ia juga mengunjungi pabrik kiswah, penutup Ka'bah di Makkah dan mendapat kehormatan meletakkan beberapa jahitan di kiswah baru yang akan ditempatkan di Ka'bah di musim haji pada akhir tahun ini.
Saya ingin tinggal lebih
lama," ujarnya, yang mengaku nyaman berdoa di Makkah dan Madinah. Tetapi
pada malam itu, awal tahun 2004, Holdbrooks yang sedang bertugas pada shift
malam, merasakan malam berlalu dengan begitu perlahan dan membosankan.
Meskipun baru enam bulan bertugas
di kem Guantanamo, Holdbrooks telah menjalinkan hubungan persahabatan yang erat
dengan "Jeneral" yang nama asalnya ialah Ahmed Errachidi.
Perbincangannya dengan Errachidi pada malam itu membuat Holdbrooks merasakan
ada sesuatu yang tidak kena dengan kem penjara Guantanamo.
Selepas itu Holdbrooks
kerap memesan buku-buku tentang Arab dan Islam untuk dibacanya. Pada malam yang
lain, Holdbrook kembali berbincang dengan "Jeneral". Holdbrooks
kemudiannya membaca kalimat syahadat di hadapan Jeneral. Pada masa itulah, di
lorong penjara kem Delta di Guantanamo, Holdbrooks menjadi seorang Muslim. Pada
tahun 2005, Holdbrooks meninggalkan bidang ketenteraan.
Dalam temubualnya bersama dengan Newsweek, beliau dan beberapa bekas warden penjara kem Guantanamo mengakui akan kekerasan dan penyiksaan yang berlaku terhadap para tahanan di kem tersebut. Kekejaman di Kem Guantanamo "Para tahanan biasanya berbual dengan warden-warden yang menunjukkan sikap hormat terhadap para tahanan.
Terry Holdbrooks berasal dari
keluarga yang bermasalah. Dan malam itu, ketua warden dan warden-warden penjara
yang berada di situ telah memukulnya. Tanpa diduga, Holdbrooks bertemu kembali
dengan Errachidi. Holdbrooks yang kini berusia 27 tahun, telah berhasil keluar
dari kecanduan alkohol. Holdbrooks kini menjalankan ajaran Islam dengan taat.
"Saya selalu berfikir bahawa kem penjara Guantanamo dijaga oleh
tentera-tentera yang bengis dan kejam.
1 komentar:
sangat menarik...
Posting Komentar